TipsMengetahui Lama Pemakaian Komputer.Kalau kita sudah “ fly ” dengan aktivitas di komputer (misalnya mengerjakan tugas kantor/kuliah atau pun kegiatan berinternet seperti browsing, chatting) kadang-kadang menjadikan kita lupa akan waktu dan ini akan membuat komputer menjadi “kurang istirahat”. Padahal komputer juga seperti manusia yang
Selasa26 Februari 2013 14:52 WIB. Ki Hajar Dewantara (ist.) “Sampai saat ini saya tidak pernah mendengar nama Ki Hajar Dewantara disebutkan dalam Pembahasan Kurikulum 2013,” Kata Darmaningtyas yang menjadi salah satu tim penyusun kurikulum 2013. SANGAT memprihatinkan, sebelumnya pendidikan kita telah menafikan agama, kini akan meniadakan
Amansecara finansial adalah penghasilan yang kita miliki sama dengan kebutuhan selama sebulan. Baca Juga: Tak Perlu Gaji Besar untuk Merdeka Finansial, Begini 8 Faktanya. “Kebutuhan bulanan kita misalkan Rp5 juta, berarti kita harus mempunyai penghasilan sebesar Rp5 juta tadi dan harus berulang tiap bulan harus ada,” jelas Mike.
Ketikaitu, Kurikulum Merdeka sudah melalui iterasi perbaikan selama 3 tahun di beragam sekolah/madrasah dan daerah. Pada tahun 2024 akan ada cukup banyak sekolah/madrasah di tiap daerah yang sudah mempelajari Kurikulum Merdeka dan nantinya bisa menjadi mitra belajar bagi sekolah/madrasah lain.
. Agrivina Bertha Wainesa Rembuk Saturday, 10 Jun 2023, 1304 WIB Surat kabar hingga media massa yang kita konsumsi setiap hari sudah secara implisit memberi tahu bahwa tubuh kita masih jauh dari merdeka. Di depan mata kita seringkali berlalu lalang berita tentang pelecehan, kekerasan, bahkan bagaimana tubuh kita sendiri yang masih terjebak dalam balutan stigma dan tuntutan masyarakat patut membuat kita mempertanyakan, apakah sudah sepenuhnya tubuh kita merdeka? Di balik citra idealisasi dan kemajuan yang terlihat di permukaan, tubuh perempuan masih menjadi medan pertempuran yang tak terlihat dalam perjuangan menuju kesetaraan gender. Meskipun telah terjadi perubahan sosial yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir, kenyataannya adalah bahwa tubuh perempuan masih belum merdeka sepenuhnya. Dalam era di mana perkembangan teknologi dan pengetahuan semakin maju, banyak perempuan yang masih berjalan dengan belenggu kekerasan dan tuntutan sosial. Menurut Komnas Perempuan, tahun 2021 tercatat sebagai tahun dengan jumlah kasus Kekerasan Berbasis Gender KBG tertinggi, yakni meningkat 50% dibanding tahun 2020, sebanyak kasus. Tingginya angka kasus kekerasan yang dialami perempuan dan anak menunjukkan bahwa hal tersebut masih menahan kemerdekaan kita. Selama pandemi COVID-19 kasus kekerasan berbasis gender mengalami peningkatan hingga 75%. Ditambah fakta bahwa 56% kekerasan tersebut terjadi di rumah yang seharusnya menjadi tempat pulang penuh rasa aman dan nyaman kini justru menjadi tempat yang mengancam. Terlebih tercatat bahwa tiga dari empat korban KBG mengenal pelaku kekerasan mereka, 27% dari mereka mengalami kekerasan yang dilakukan oleh pasanganya sendiri. Setelah pasangan, teman dan orang tua adalah pelaku KBG kedua dan ketiga paling banyak. Dapat kita simpulkan bahwa Indonesia darurat KBG dengan peningkatan kasus yang sangat drastis Adanya kompleksitas isu yang melingkupi tubuh perempuan yang “belum” merdeka, perjuangan untuk mencapai kemerdekaan tubuh harus terus berlanjut. Banyak orang di luar sana yang berjuang melawan dan menyuarakan perihal apa yang seharusnya didengar, banyak yang sudah berteriak tapi sedikit yang mau mendengar. Semua pihak seharusnya secara kolektif menghadapi norma dan ekspektasi tubuh kita serta menghentikan penindasan dan kekerasan yang kerap terjadi. Dengan mengedepankan pendidikan, kesadaran, dan perubahan sosial yang inklusif, kita dapat menciptakan lingkungan di mana kita memiliki kontrol atas tubuh kita sendiri. Bagaimanapun, tubuh kita berhak untuk merdeka, bila kiranya suara kita dibungkam oleh dunia, jangan pernah berhenti untuk menyuarakan atas apa yang seharusnya milik kita. perempuan tubuh merdeka kebebasan Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Rembuk Terpopuler Tulisan Terpilih
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. BENARKAH KITA SUDAH MERDEKA ?Tepat hari ini adalah hari kemerdekaan Negara kita yaitu Indonesia tercinta yang ke 68 tahun, juga bersamaan dengan hari ulang tahun putraku satu-satunya yang ke 16 tahun. Banyak slogan “Merdeka” bertebaran di mana-mana, membawa asumsi kita menilai bahwa sepertinya kita ini sudah benar-benar merdeka, tetapi sebetulnya apakah kita ini memang benar-benar merdeka lahir dan batin , jiwa dan roh?Ketika masih banyak orang yang buta huruf, maka orang berpikir bahwa bagi mereka yang buta huruf itu masih terjajah oleh kebodohan. Ketika orang masih menggunakan kehidupan yang sederhana, maka orang mengatakan bahwa mereka masih terjajah oleh kemiskinan. Dalam menilai segala sesuatu, standart atau patokan apakah yang masih dipakai untuk semua ini ? Di era globalisasi seperti sekarang inipun, banyak orang yang menggunakan penilaian kalau orang semakin modern akan semakin canggih dalam menggunakan IT akan semakin maju dan merdeka. Dari sudut pandang inilah, orang berbondong-bondong mempelajari dan menggunakan alat-alat canggih yang beredar dengan begitu banyak pilihan, mulai dari merk, fitur, dan dunia pendidikan dan bisnispun, banyak sekali slogan-slogan yang ingin mempengaruhi cara berpikir dan berusaha menarik mereka untuk bergabung menjadi seperti apa yang mereka inginkan, seperti “Financial freedom”. Siapa sih yang tidak tertarik untuk menjadi kaya ? pastilah semua orang menginginkan hal tersebut, karena memang itu kebutuhan untuk hidup di dunia ini. Tetapi segala sesuatu yang berlebihan, dan tidak di kelola dengan benar, maka justru membuka celah untuk yang tidak kita inginkan atau terduga masuk, dan tanpa sadar mempengaruhi ,menjerat ,yang pada akhirnya membawa kerusakan – dalam keseimbangan dalam segala hal , itulah yang akan melatih kita untuk tetap selalu mawas diri, tetapi tidak semua orang akan setuju ataupun memiliki kekuatan untuk melakukannnya. Tarikan-tarikan untuk terus melakukan apa yang dianggap benar dalam persepsinya dan keinginan-keinginan daging , nafsu dan penerimaan diri di tengah-tengah masyarakat akan terus bergolak dan berjuang di dalam jiwa dulu pahlawan-pahlawan kita bersatu dan berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan bagi bangsa dan Negara kita dari segala penjajah. Setelah mereka berhasil mengusir penjajah dan mendapatkan kemerdekaan, perjuangan berikutnya adalah bagaimana memajukan pendidikan, ekonomi dan mendirikan Negara kesatuan Republik Indonesia. Sekarang ini kita telah menikmati Negara yang jauh berubah dan berkembang di bandingkan dahulu, walaupun masih banyak orang menganggap Indonesia masih tertinggal cukup jauh dengan Negara-negara tetangga atau seasia. Saya pribadipun tetap menghargai para pejuang-pejuang yang telah rela berkorban sampai tetes darah penghabisan untuk mewujudkan Negara kesatuan Indonesia yang makmur ini, bagi kita yang dapat menikmati kemerdekaan Negara Indonesia tercinta,cobalah menengok ke dalam diri kita, apakah kita memang sudah sudah benar-benar merdeka di dalam cara berpikir ? di dalam gaya hidup sehari-hari ? di dalam menjaga kesatuan keluarga ? di dalam menghargai upaya orang-orang yang telah berjuang untuk membangun bangsa dan Negara ini, dengan meneruskannya di dalam tingkah laku kita sehari-hari mulai dari hal-hal yang kecil seperti disiplin diri,menjaga lingkungan tetap bersih, aman dan damai ?Memang untuk membangun tidak semudah untuk merusak ataumeruntuhkannya. Di dalam hal inilah perjuangan kita sesungguhnya ,untuk mendahulukan kepentingan-kepentingan orang lain daripada kepentingan-kepentingan pribadi kita. Inilah kemerdekaan kita, yaitu apabila kita dapat hidup dalam penguasaan diri,melakukan tugas dengan ikhlas,tanggung jawab dan menularkan sikap bijak kepada orang hidup di akhir zaman ini memang kita akan melewati masa yang sukar, di mana kasih akan orang semakin dingin karena kejahatan yang semakin bertambah, manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih,tidak memperdulikan agama,tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang,tidak dapat mengekang diri,garang,tidak suka yang baik,suka berkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menurut I Allah, walau secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kita sungguh-sungguh merdeka, berdirilah teguh di dalam iman dan kasih Tuhan, oleh Roh-Nya dan jangan mau lagi di kenakan kuk perhambaan. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh hari ini akan menjadi hari awal yang akan mengubahkan hidup kita di dalam kemerdekaan yang sesungguhnya, bukan hanya slogan ataupun bagian kulitnya. Lihat Catatan Selengkapnya
Jakarta - Apakah kita sudah merdeka. Mungkin jawaban ini seluruh orang bisa menjawabnya karena sudah diproklamirkan oleh Bapak Ploklamator kita. Secara tertulis memang kita sudah merdeka. Namun, secara realita kesehariannya kita masih belum 'merdeka'. Beberapa bukti kita belum merdeka secara utuh1. Kita masih belum bebas menggunakan Bahasa Indonesia di Negara sendiri. Dengan bukti banyaknya perusahaan asing yang berdiri di Indonesia mewajibkan semua pekerja yang akan dan berkerja di perusahaan tersebut menggunakan Bahasa Asing. Seharusnya Indonesia mengatur mereka bukan mereka mengatur Indonesia. Semestinya pemerintah bisa menerapkan peraturan semua usaha yang berdiri atas modal asing di Indonesia diwajibkan menggunakan Bahasa Indonesia. Ini merupakan suatu bukti kita masih terjajah. Kita tidak bebas menggunakan Bahasa Indonesia di negara Kita masih terjajah secara ekonomi. Ini dilihat dari sistem perdagangan kita. Barang atau sumber daya alam yang nomor 1 satu diekspor ke luar negri. Kualitas nomor 2 dua itu yang dikonsumsi oleh Indonesia. Bagaimana kita akan menjadi masyakat yang sehat, cerdas, kalau yang dimakan yang kualitas jelek. Pepatah yang cocok buat negeri ini adalah 'ayam mati di lumbung padi'. Kita memiliki semuanya tapi kita tidak bisa menikmatinya. Pemerintah bukan lagi pengayom masyarakat tapi preman pasar yang sedang meminta upeti kepada masyarakat. Jadi apa bedanya. Dulu kita dijajah bangsa asing, dan sekarang dijajah oleh bangsa sendiri. Apakah ini yang dinamakan merdeka. Salah satu akibat dari persoalan di atasa. Banyaknya pengangguran di mana mereka terhalang dengan namanya Bahasa Asing yang tidak memenuhi syarat. Kita bisa berguru ke Negeri Sakura di mana mereka menerapkan bahasa mereka dalam berbagai aspek kehidupan dalam Banyaknya para pencari kerja mengharapkan bisa menjadi PNS. Karena, itulah satu-satunya pekerjaan yang tidak meminta syarat banyak. Banyak hal lagi yang tidak saya sampaikan dalam tulisan ini. Mungkin suatu saat pemerintah kita bisa menyelesaikan semua permasalah yang melanda bangsa Taman Brawijaya III Jakarta 08197544812 msh/msh
Merdeka! Sudah 71 tahun negara kita terlepas dari belenggu penjajahan dan menjadi negara yang berdikari berdiri di atas kaki sendiri, red. Sudah tentu momen bersejarah ini dirayakan dengan penuh suka cita oleh seluruh rakyat melalui berbagai acara seperti perlombaan, pawai, upacara bendera, event diskon, dll. Tapi pernahkan kita berpikir apa sebenarnya makna dibalik hari kemerdekaan Indonesia dan bagaimana negara kita bisa merdeka seperti sekarang? Teman-teman yang sudah belajar sejarah pasti menjawab kemerdekaan adalah hasil dari perjuangan bersama para pahlawan, tokoh masyarakat, dan segenap rakyat tanah air. Apakah hanya sampai begitu lalu negara kita menjadi merdeka? Mereka, orang-orang Indonesia yang berkorban jiwa raga untuk kemerdekaan Indonesia, mesti memerdekakan diri dari rasa takut memegang senjata di medan perang, takut mati, takut kalah oleh pasukan musuh, takut negara kita nggak jadi merdeka. Mereka memerdekakan diri untuk berjuang menempuh cita-cita menghapuskan penjajahan dari negeri ini selama-lamanya sampai titik darah penghabisan. Lalu bagaimana dengan kita? Apakah di negara yang merdeka ini kita masih terbelenggu sesuatu sehingga masih jauh dari kata merdeka? Jika iya, berikut adalah sebab-sebab dari hal tersebut 1. KemalasanSadar atau nggak, kita semua nggak pernah terhindar dari yang namanya rasa malas. Syukur sih kalau bisa menstimulasi diri sendiri untuk bangkit dan berjuang melawan si malas, tapi yang nurutin kan juga nggak sedikit jumlahnya. Bahkan ada beberapa jenis kemalasan yang udah jadi tren, sebut saja mager malas gerak, malas kerja, malas bikin tugas, malas masuk kelas. Ayo ngaku kalian pernah kan kayak gitu?Memiliki pikiran negatif atau tidak adanya motivasi dalam diri seseorang adalah penyebab seseorang merasa malas bahkan sebelum hal tersebut belum benar-benar dimulai. Namun, nggak jarang juga lingkungan yang malas membuat kita ikut menjadi malas. Oleh karena itu, salah satu cara untuk melawan kemalasan adalah merubah kebiasaan dan pola pikir negatif yang mendatangkan perasaan tersebut. Jadi jangan bilang ya kalau kemalasan nggak bisa Pikiran NegatifInilah akar dari segala akar mengapa manusia bisa melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Pikiran negatif sedikit banyak adalah penyebab dari penyakit yang menggerogoti tubuh manusia. Masyarakat modern memiliki tuntutan pekerjaan dan target yang tinggi sehingga lebih rentan terhadap berbagai masalah psikis dan nggak sedikit juga yang berakhir ada pikiran negatif dalam diri kita, ada baiknya untuk nggak terlalu diambil hati. Tarik napas dalam-dalam, banyak-banyak mengingat nama-Nya, ikhlaskan hal-hal buruk yang pernah terjadi, istirahatlah jika perlu. Lihatlah sisi baik yang ada dalam diri kita, jangan lupa untuk selalu berusaha memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam diri kita. Hidup ini terlalu indah untuk men-judge diri sendiri dan orang Bisikan SetanBukan berarti benar-benar ada setan lagi berbisik di telinga kita. Kita nggak pernah sadar kalau kita udah ngikutin bisikan setan sampai datanglah masanya merenung atau introspeksi ingat baik-baik berapa kali kita ngasih dan minta sontekan sama teman, malas ibadah, berbohong, jahilin teman buat sekadar asyik-asyikan, ngegosipin berita yang belum tentu kebenarannya. Masih mau ngelak kalau kita nggak pernah terpengaruh setan?4. UtangPaling nggak kita punya satu utang seumur hidup, mulai dari utang uang, qadha puasa, bahkan sampai utang budi juga ada. Kapan mau dilunasin? Jangan ditunda-tunda ya, apalagi sampai ditagihin terus sama yang punya utang 🙂5. MantanPaling tidak, kini sudah saatnya kamu untuk bangkit dari kenangan bersama si doi saat dulu melaju melangkah. “ “Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.” ”
apakah kita sudah merdeka